Tampilkan postingan dengan label sajak rindu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sajak rindu. Tampilkan semua postingan
30 Agustus 2012
7 Desember 2011
Rindu Terlara
Seperti malam
Merambah dingin menyusup sepi
Menjejak di tiap sudut sunyi
Seperti itu kiranya kamu
Kamu yang kemarin di pelukku
Kamu yang semalam di degup nadiku
Ahh...
Bekas itu
Tiada hilang pandang di kejauhan
Tiada sirna kabut si hembus terang
Pun tiada hendak kependam bara
Api rindu itu
Ya Tuhanku
Yang menguasai hati ini
Yang menanamkan titik risau ini
Yang semayamkan jiwa ini
Usaikan rindu terlara
Agarku lelap di sini
BersamaMu abadi
Merambah dingin menyusup sepi
Menjejak di tiap sudut sunyi
Seperti itu kiranya kamu
Kamu yang kemarin di pelukku
Kamu yang semalam di degup nadiku
Ahh...
Bekas itu
Tiada hilang pandang di kejauhan
Tiada sirna kabut si hembus terang
Pun tiada hendak kependam bara
Api rindu itu
Ya Tuhanku
Yang menguasai hati ini
Yang menanamkan titik risau ini
Yang semayamkan jiwa ini
Usaikan rindu terlara
Agarku lelap di sini
BersamaMu abadi
24 November 2011
Rindu Sang Alam
Kuingin memelukmu erat
bersama cinta yang lekat
dalam senyapnya malam
pada angin yang diam ia melambaikan sajak rindu
bersama cinta yang lelap
pada mimpi ia berjalan jauh di atas awan
wahai malam yang membawa kelam
wahai pagi yang membawa embun
wahai siang yang menerik panas
wahai yang mencipta alam
bawalah hati ini melepas rindu padamu...
Samarinda (24-11-2011)
bersama cinta yang lekat
dalam senyapnya malam
pada angin yang diam ia melambaikan sajak rindu
bersama cinta yang lelap
pada mimpi ia berjalan jauh di atas awan
wahai malam yang membawa kelam
wahai pagi yang membawa embun
wahai siang yang menerik panas
wahai yang mencipta alam
bawalah hati ini melepas rindu padamu...
Samarinda (24-11-2011)
7 Oktober 2011
4 Oktober 2011
6 Agustus 2006
Kerinduan
By: MW
Bulan separuh merangkul cahayanya dibalik kegelapan malam
Pekatnya mencumbu nada rintihanku yang berbisik lirih....
Dengarlah sayang... rintihanku....
Inginkan engkau menjamah relung kalbuku
sentuhlah perasaanku dengan kesucian jiwamu
Ku yakini jiwa kita menyatu dalam rasa
Sanubarimu pun bergetar...! ketika menyelami hasratku
Kala itu juga dirimu membuka pandanganku
menujumu untuk jumpai dirimu
yang sedang memeluk kerinduanku yg mendalam
Dan kusisipkan kata untuk mu...
...."Rinduku tak kan pernah sirna".....
Hanya untukmu sayang....
(Bogor, 04/08/06)
4 Agustus 2006
26 Juli 2006
Kurindukan Bersama-Mu
Malam dingin membiusku dalam pelukan
mendekapku lekat
patah kesadaran diri yang mungil dan dekil
Semakil kecil jiwa fana ini
lusuh pakaian lekat di nadi
tak nampak setitik salju di rongga kalbu
Malamku malam yang panjang
malam yang penuh hitam mencekam
gelap pekat berlumur karat
Diamku
ingin kubasuh ragaku yang rapuh
percikkan air wudhu akankah merajut rinduku
pada malam-malamku bersamamu
pada indahnya dekapanmu
"Rabbana dholamna anfusana
waillam taghfirlana wa tarhamnaa
lanakuunanna minal khosiriin"
samarinda, 26/07/06
mendekapku lekat
patah kesadaran diri yang mungil dan dekil
Semakil kecil jiwa fana ini
lusuh pakaian lekat di nadi
tak nampak setitik salju di rongga kalbu
Malamku malam yang panjang
malam yang penuh hitam mencekam
gelap pekat berlumur karat
Diamku
ingin kubasuh ragaku yang rapuh
percikkan air wudhu akankah merajut rinduku
pada malam-malamku bersamamu
pada indahnya dekapanmu
"Rabbana dholamna anfusana
waillam taghfirlana wa tarhamnaa
lanakuunanna minal khosiriin"
samarinda, 26/07/06
23 Juni 2006
Sendiriku...
Aku berjalan sendiri
di bawah deras hujan
di bawah redup bintang
tanpa sinar bulan
tanpa nyanyian malam
Sendiri...
di bawah deras hujan
di bawah redup bintang
tanpa sinar bulan
tanpa nyanyian malam
Sendiri...
31 Mei 2006
Sajak Rindu buat Kekasihku
Dan bulan tersenyum di bawah ranting malam
Membawa hangatnya rindu pada sang bintang
Sepoi angin di kegelapan
Mengusik nyanyian sang malam
Tahukah dalam kelam bintang kesepian
Sendiri berteman awan
Sesekali ia tulis syair malam
Melantunkan nada rindu pada sang bulan
Pada malam ia mengadu
Pada pagi ia merayu
Adakah bulan masih tersenyum
Layaknya sang bayi lelap di pangkuan ibunya
Hanya rindu yang dapat terukir
Di baris cahaya kunang-kunang M
alam gelap tanpamu...
Aku merindumu. (I miss you)
(Samarinda, 23 Nop 2005, 17:20 WITA)
Membawa hangatnya rindu pada sang bintang
Sepoi angin di kegelapan
Mengusik nyanyian sang malam
Tahukah dalam kelam bintang kesepian
Sendiri berteman awan
Sesekali ia tulis syair malam
Melantunkan nada rindu pada sang bulan
Pada malam ia mengadu
Pada pagi ia merayu
Adakah bulan masih tersenyum
Layaknya sang bayi lelap di pangkuan ibunya
Hanya rindu yang dapat terukir
Di baris cahaya kunang-kunang M
alam gelap tanpamu...
Aku merindumu. (I miss you)
(Samarinda, 23 Nop 2005, 17:20 WITA)
Rindu
Angin berhembus manja
Pada air mata ia hanyutkan lelehan rindu
Pada gerimis ia teteskan roman yang dalam
Kucoba kumpulkan asa
Akankah purnama malamku
Cahayanya temani mimpiku
Hingga kudapati hangat pelukmu, cumbu mesramu
Hadir di setiap waktuku
Meleburkan awan kelam
Yang selama ini membayangi
Menepiskan gundah gulana
Anganku hanya lamunan?
Samarinda (03/12/05, 08:46)
Pada air mata ia hanyutkan lelehan rindu
Pada gerimis ia teteskan roman yang dalam
Kucoba kumpulkan asa
Akankah purnama malamku
Cahayanya temani mimpiku
Hingga kudapati hangat pelukmu, cumbu mesramu
Hadir di setiap waktuku
Meleburkan awan kelam
Yang selama ini membayangi
Menepiskan gundah gulana
Anganku hanya lamunan?
Samarinda (03/12/05, 08:46)
Langganan:
Postingan (Atom)