31 Mei 2006

1
Mentari Hangatkan Senja itu...

Lirih angin meniup daun kering di taman gersang
terserak terempas lepas satu satu tangkai mawar
semasa pagi kusiram
semerbak wangi selubungi akar hati
selalu kunanti
berangan sore hari menengok pagi

lirih angin meniup daun kering di taman gersang
dan sang surya hangatkan senja itu...

(Samarinda, 24 april 2006)

0
Lemah

pedih luka ini tergores
menetes remah lara
haruskah aku menunggumu
hingga malam kelam pun bisu
sunyi
sepi
sendiri

9
Sajak Rindu buat Kekasihku

Dan bulan tersenyum di bawah ranting malam
Membawa hangatnya rindu pada sang bintang
Sepoi angin di kegelapan
Mengusik nyanyian sang malam

Tahukah dalam kelam bintang kesepian
Sendiri berteman awan
Sesekali ia tulis syair malam
Melantunkan nada rindu pada sang bulan

Pada malam ia mengadu
Pada pagi ia merayu
Adakah bulan masih tersenyum
Layaknya sang bayi lelap di pangkuan ibunya

Hanya rindu yang dapat terukir
Di baris cahaya kunang-kunang M
alam gelap tanpamu...
Aku merindumu. (I miss you)

(Samarinda, 23 Nop 2005, 17:20 WITA)

0
Ratapan Hati

kuterbenam tenggelam
di lautan rindu
merepah rapuh
padanya kutumbangkan hati
tanpa sadarku mati
hatiku mati
di puing ranting kumenajak
coba lelapi hati
nafasku sesak melesak
alirku darah menanah
Tuhanku yang tak mati
jangan petimatikan hati ini
untuk saat ini

0
Hilang

aku kehilangan kata
setiap kata yang kuukir dalam bait rinduku
tak cukup melukiskan risaunya

adakah kata
yang mampu mengalirkan tetesan air mata ini
yang dapat menghadirkan diriku
KepadaMu

Lamongan (10/11/05, 17:28)
 
Setetes Nadi | © 2010 Blogger Template by DheTemplate.com | WordPress Theme 2 Blog